Mau Tau Efek Dahsyat dari Pujian?

Teringat beberapa hari sebelum kakek saya wafat (empat tahun yang lalu), saya menjenguk beliau di rumah sakit, dengan wajah yang pucat, dan nafas yang tersengal, beliau tersenyum pada saya. saya menahan tangis yang hampir pecah, (teringat masa kecil bersama beliau, dibanding saudara-saudara yang lain, kakek lebih sering memanjakan saya, mengajak jalan-jalan, membelikan mainan, membuatkan makanan, mengurus saya ketika sakit, hingga mencucikan pakaian saya) paman saya memberi isyarat untuk tidak terlihat sedih di hadapan kakek. saya pun mencoba membalas senyum beliau tanpa mampu berkata-kata. saya lalu duduk di sebelah kaki beliau dan memijatnya dengan lembut. saat tidak terlihat oleh kakek, saya menyeka air mata saya yang terlanjur menitik.

setelah ngobrol beberapa lama, saya dan beberapa saudara saya yang lain pamit pulang, saya mencium tangan kakek yang rapuh, beliau menatap kami semua, dan mengangkat kedua tangannya seraya memanjatkan doa yang tak terdengar. beliau meneteskan air mata (seperti menyadari bahwa pertemuan kami takkan lama lagi). saya mengigit bibir, menahan diri sebisa mungkin untuk tidak ikut menangis. kemudian kakek menatap saya, sambil menggenggam tangan saya beliau berujar "beruntung sekali orang tua yang punya anak kayak ini". 
saat itu saya tertegun, namun tak menjawab apapun. kata-kata itu membekas di pikiran saya selama berhari-hari, bahkan hingga hari ini. saya bertanya-tanya, apa kebaikan dari diri saya sehingga kakek berkata seperti itu? 


kata-kata itu, tampak sederhana, namun berbeda dengan kata-kata orang tua , yang seringkali secara langsung menyampaikan harapan mereka atas diri saya, sepenggal kalimat kakek lebih tertanam kuat dalam diri saya, sama sekali tidak terbesit untuk berbangga, tapi "pujian" jid tersebut seakan menjelaskan keinginan beliau, akan kebaikan yang harus saya raih..
al-magfurullah kakek saya- Habib Abdillah-, semoga mendapat tempat yang baik di sisi Allah

-maaf- tidak bermaksud untuk 'curhat', tapi sepenggal cerita saya di atas, hanya contoh efek luar biasa dari -kata-kata baik-, khususnya pujian. pujian tidak selalu membuat kita seakan memenggal leher sahabat kita, seperti yang tersurat dalam hadits berikut,

Dari Abu Bakrah r.a. bahwasanya ada seseorang lelaki disebut-sebut namanya di sisi Nabi s.a.w., lalu ada orang lelaki lain memujinya dengan menunjukkan kebaikannya, kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Celaka engkau, engkau telah mematahkan leher-nya." Beliau s.a.w. mengucapkan ini berulang-ulang. Selanjutnya sabdanya lagi: "Jikalau seseorang di antara engkau semua perlu harus memuji, maka hendaklah mengatakan: "Saya kira ia adalah demikian,demikian,apabila memang orang itu diketahuinya benar-benar seperti itu, sedang yang kuasa memperhitungkan amalannya adalah Allah jua dan tiadalah seseorang itu akan dianggap suci oleh Allah - hanya disebabkan banyaknya pujian yang diperolehnya dari orang-orang." (Muttafaq 'alaih) (Riyadus shalihin, hadist no.1786)

dikutip dalam Kitab Fathul Baari, karya al-Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam Al-Ghazali dalam al-ihya berkata, "penyakit pujian pada orang yang memuji bisa berupa kedustaan atau memperlihatkan pujiannya kepada orang yang dipuji. terutama bila orang yang dipuji itu fasik atau zhalim"
selanjutnya Abu Uyainah mengatakan "barangsiapa mengetahui dirinya, maka pujian tidak akan mendatangkan mudharat kepadanya" artinya, pujian bisa menjadi kekhawatiran, dikarenakan kemungkinan orang yang dipuji akan merasa cukup dengan amalannya, dan merasa aman dengan hal itu.
maka sebagian ulama salaf berkata, "apabila seorang laki-laki dipuji di hadapannya, maka hendaklah ia mengatakan, "ya Allah, ampunilah aku dalam apa yang tidak mereka ketahui, jangan engkau beri sanksi aku atas apa yang mereka katakan, dan jadikan aku lebih baik dari apa yang mereka duga"

namun, pujian dapat menjadi 'suplemen', yang membuat orang yang terkena pujian semakin giat melakukan hal-hal positif. jika para behaviroris menyebutnya dorongan sekunder dalam teori stimulus-respon, Islam sendiri juga memiliki konsep mengenai hal ini melalui teladan kita, Nabi Muhammad saw. dalam tarbiyahnya, Rasulullah pernah memuji beberapa sahabatnya secara khusus, seperti Rasulullah saw yang memuji Abu Bakar dalam sabdanya tentang seseorang yang menafkahkan sepasang binatang -yakni dua ekor kuda, lembu ataupun unta- fi sabilillah, maka ia akan dipanggil dari semua pintu surga. Abu Bakar r.a. berkata: "Biabi anta wa ummi ya Rasuiullah, tidak ada kerugian samasekali bagi seseorang yang telah dipanggil dari pintu-pintu itu, tetapi apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, ada dan saya mengharapkan agar anda termasuk dalam golongan orang yang dipanggil dari segala pintu tadi." (Muttafaq 'alaih)

atau ucapan Rasulullah saw mengenai keutamaan Ali kw, beliau berkata "aku kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya. barang siapa menghendaki ilmu, hendaklah datang dari pintunya"

atau perkataan beliau terhadap Umar ra, ketika beliau memuji ketiga sahabatnya (Abu Bakar, Umar dan Ali), maka untuk Umar ra. beliau berkata "jika kalian menjadikan Umar sebagai pemimpin, kalian akan menemukan dia seorang yang kuat, amanah, berjihad di jalan Allah, dan tidak takut celaan orang yang suka mencela.

dan masih banyak lagi sanjungan-sanjungan Rasulullah, untuk mensifati beberapa sahabat beliau. dan efeknya sangat nampak pada sikap para sahabat tersebut, Abu bakar ra disebut sebagai orang yang paling dermawan, hingga Umar ra. memujinya, ketika umar menginfakkan 1/2 dari hartanya, Abu Bakar menginfakkan seluruhnya. kata beliau (umar) "tidak ada yang menyaingi kedermawanan Abu Bakar"
pujian Rasulullah saw juga tidak salah tertuju pada Ali kw, pada umur 20 tahun dirinya sudah menjadi pembawa panji Rasulullah di perang Badar. otaknya luar biasa cerdas, balaghahnya indah, dan memiliki keluasan hikmah. ia menguasai banyak ilmu, seperti fikih, hisab, zuhud, tasawuf, ilmu kalam, dll. beliau juga selalu menjadi rujukan khalifah-khalifah sebelum dirinya untuk menetapkan hukum.
sedangkan Umar ra, keberaniannya sudah sangat masyhur. Michael Hart menempatkannya dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. ia memuji Umar ra: "Keberhasilan `Umar betul-betul mengesankan. Sesudah Nabi Muhammad, dia merupakan tokoh utama dalam hal penyerbuan oleh Islam. Tanpa penaklukan-penaklukannya yang secepat kilat, diragukan apakah Islam bisa tersebar luas sebagaimana dapat disaksikan sekarang ini"

pujian (yang dilontarkan pada tempatnya) , bisa menjadi strategi tarbiyah yang baik bagi peserta didik. penggagas sang Bintang school, Yunsirno, dalam bukunya keajaiban belajar bercerita tentang dirinya di masa sekolah . dahulunya ia tipe anak badung dan malas belajar. suatu hari ia disuruh ke depan kelas oleh gurunya, takut akan dimarahi, ia pun pasrah. setelah berdiri di depan kawan-kawannya, ia tak menyangka ternyata sang guru malah memuji-muji dirinya. ia pun malu dan salah tingkah. namun pujian itu membekas, dan ia mulai merubah dirinya dan berusaha mengejar prestasi.

tentu bukan hanya pujian kosong yang dimaksudkan, tetapi disertai juga dengan ketulusan dalam memberi pengajaran, saya teringat perkataan guru saya semasa SMA "dua pekerjaan yang walaupun seseorang melakukannya sambil "marah-marah", namun tetap mengalir pahala untuknya, adalah perawat dan guru"
kini saya berfikir, alangkah baiknya jika pengajar/guru melakukan pekerjaannya dengan baik dan lemah lembut (tidak dengan marah-marah), agar pahala terus mengalir, dan ilmu yang ia sampaikan juga menancap kuat, sampai di hati murid-muridnya"


wallahu a'lam.

4 comments

  1. Ada buku tamu? Let me be the first :D

    ReplyDelete
  2. wah postingnya mantab ni .... luar biasa !!!
    hati-hati anda sy puji harus kuat .... heeeeeeee
    salam kenal uhkti, linknya sy pasang yach

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum...
    waah.
    semoga saya kalo dipuji malah bikin saya tambah baik :D
    oya, tukeran link yaaa?
    punya antum sudah saya pasang...

    ReplyDelete

Blogger news

Blogroll